penngbc – Feyenoord menghadapi tantangan nyaris mustahil dalam leg kedua babak 16 besar Liga Champions melawan Inter Milan. Setelah kalah 0-3 di kandang sendiri di Stadion De Kuip, tim asuhan Arne Slot ini harus meraih kemenangan dengan selisih empat gol tanpa kebobolan di San Siro (Rabu, 15/3/2024) untuk lolos. Sebuah misi yang bahkan belum pernah tercapai dalam sejarah kompetisi elit Eropa tersebut.
Situasi Agregat: Feyenoord di Ambang Eliminasi
Kekalahan telak di leg pertama menjadi beban mental bagi Feyenoord. Inter Milan, yang kini dipimpin Simone Inzaghi, tampil dominan dengan mengandalkan serangan balik cepat dan efisiensi Lautaro Martínez (2 gol) serta Hakan Çalhanoğlu (1 gol). Sementara itu, lini tengah Feyenoord kewalahan menghadapi tekanan Nerazzurri, dan kegagalan mencetak gol away semakin memperburuk situasi.
Untuk lolos, Feyenoord harus:
- Menang 4-0 di San Siro (agregat 4-3), atau
- Menang 5-1 (agregat 5-4) untuk memaksa perpanjangan waktu.
Padahal, Inter Milan hanya kebobolan 2 gol dalam 5 pertandingan terakhir di kandang sendiri. Sebaliknya, Feyenoord belum pernah mencetak lebih dari 2 gol dalam kunjungan ke markas tim Italia di ajang Eropa.
Taktik “Gila” yang Harus Dijalankan Slot
Pelatih Feyenoord, Arne Slot, mengaku timnya akan mengadopsi strategi ultra-ofensif. “Kami harus mengambil risiko besar. Ini seperti mission impossible, tapi sejarah olahraga penuh kejutan. Kami akan menyerang sejak menit pertama,” ujarnya dalam konferensi pers.
Beberapa opsi taktik yang mungkin diterapkan:
- Formasi 3-4-3 dengan fokus membanjiri sektor sayap.
- Memainkan Santiago Giménez sebagai target man, didukung Ivanusec dan Paixão di sisi kiri-kanan.
- Menekan tinggi (high press) untuk mengacaukan ritme lini belakang Inter.
Namun, risiko strategi ini adalah rentan terhadap serangan balik Inter yang mematikan, terutama melalui Denzel Dumfries dan Federico Dimarco.
Sejarah Liga Champions: Apakah Feyenoord Bisa Meniru Liverpool atau Roma?
Feyenoord bisa belajar dari dua keajaiban sebelumnya:
- Liverpool vs Barcelona (2019): The Reds membalikkan agregat 0-3 dengan menang 4-0 di Anfield.
- AS Roma vs Barcelona (2018): Roma menang 3-0 di Stadio Olimpico setelah kalah 1-4 di leg pertama.
Masalahnya, kedua tim tersebut memiliki keunggulan kandang, sementara Feyenoord justru harus bermain di markas lawan. Selain itu, Inter Milan bukanlah tim yang mudah kolaps—mereka belum kalah di Liga Champions musim ini.
Komentar Ekspert: “Peluang Hanya 5%”
Analis sepak bola Italia, Fabrizio Romano, pesimistis. “Inter terlalu solid. Feyenoord perlu mencetak 4 gol dalam 90 menit, sementara pertahanan mereka sendiri belum stabil. Ini seperti meminta milagre (keajaiban) ala sepak bola Brasil,” ujarnya.
Kunci Pemain: Giménez dan Timber Harus Bersinar
- Santiago Giménez (ST): Penyerang Meksiko ini adalah topskor Eredivisie dengan 18 gol, tetapi belum mencetak gol di Liga Champions musim ini.
- Quinten Timber (CM): Gelandang muda ini harus mengatur tempo serangan dan menghindari kesalahan umpan di area kritis.
- Justin Bijlow (GK): Kiper andalan harus tampil sempurna untuk mencegah Inter menambah agregat.
Reaksi Suporter: “Kami Percaya!”
Meski realistis, suporter Feyenoord tetap mendukung. Di media sosial, tagar #MiracleAtSanSiro menjadi trending. “Kami tahu ini sulit, tapi selama masih ada peluang 1%, kami tak akan menyerah!” tulis seorang fans di Twitter.
Jadwal Pertandingan
Laga Inter Milan vs Feyenoord akan digelar di Stadion Giuseppe Meazza, Rabu (15/3) pukul 21.00 WIB. Pertandingan ini juga menjadi ujian bagi Inter yang ingin mempertahankan tren positif jelang scudetto.