penngbc – Saat Dalton Knecht meninggalkan Tennessee Volunteers untuk menuju NBA musim panas lalu, banyak penggemar bertanya-tanya: bisakah tim bola basket pria Universitas Tennessee menemukan penerus yang mampu mengisi kekosongan produktivitasnya? Jawabannya mungkin tidak persis seperti yang diharapkan, tetapi Chaz Lanier, sang penyerang baru, membuktikan bahwa dirinya punya cara unik untuk berkontribusi — sebuah gaya yang kini dijuluki “Chazzing” oleh pendukung setia Volunteers.

Perbandingan yang Tak Perlu, Kontribusi yang Nyata

Dalton Knecht, yang kini berseragam Los Angeles Lakers, adalah bintang tak terbantahkan Tennessee musim lalu. Rata-rata 21,3 poin per game dan kemampuannya mengambil alih pertandingan membuatnya menjadi salah satu pemain paling ditakuti di NCAA. Lanier, yang direkrut dari North Florida sebagai transfer, tidak memiliki profil yang sama. Dengan postur 196 cm dan permainan yang lebih mengandalkan kecerdasan daripada atletisme ekstrem, ia kerap dianggap “bukan tipe bintang”.

Namun, statistik berbicara: dalam lima pertandingan terakhir, Lanier rata-rata mencetak 16,8 poin, 5,2 rebound, dan 4 assist per game, dengan persentase tembakan tiga angka (3PT) 44%. Angka itu mungkin tak setinggi Knecht, tetapi efektivitasnya dalam sistem pelatih Rick Barnes membuat Tennessee tetap kompetitif di papan atas klasemen SEC.

‘Chazzing’: Ketika Efisiensi Menjadi Senjata

Julukan “Chazzing” muncul setelah aksinya dalam kemenangan 78-72 atas Kentucky minggu lalu. Lanier mencetak 22 poin dengan 6/9 tembakan (4/7 dari tiga angka), sambil merangkul tugas defensif untuk membayangi Antonio Reeves, guard utama Kentucky. “Dia tidak perlu mencetak 30 poin untuk mengubah permainan,” puji Barnes. “Chaz memahami perannya: efisien dalam menyerang, tak kenal lelah di pertahanan, dan menjadi glue guy yang menyatukan tim.”

Lanier sendiri menanggapi perbandingan dengan Knecht dengan rendah hati. “Saya bukan Dalton, dan saya tak ingin jadi siapa-siapa selain diri sendiri. Pelatih memberi saya kepercayaan, dan tugas saya hanya membalasnya dengan kerja keras,” ujarnya.

Kunci Keberhasilan Tennessee

Meski tidak memiliki superstar seperti musim lalu, Tennessee (18-6) tetap berada di peringkat 8 nasional. Analis ESPN, Jay Bilas, menyoroti peran Lanier sebagai faktor kunci: “Dia mungkin tak masuk highlight reel setiap malam, tetapi lihat plus-minus-nya. Tennessee selalu lebih baik saat ia di lapangan karena keputusannya tak pernah egois.”

Pendukung Volunteers mulai mencintai gaya bermain Lanier yang tanpa embel-embel. Di forum penggemar, hashtag #Chazzing ramai digunakan untuk menggambarkan momen ketika ia membuat permainan cerdas — seperti backdoor cut atau assist silang — yang tak tercatat mencolok di statsheet.

Menuju March Madness

Dengan jadwal berat menyambut March Madness, Tennessee membutuhkan konsistensi Lanier. Jika “Chazzing” terus menjadi simbol efisiensi, Volunteers bisa jadi ancaman serius — meski tanpa nama besar seperti Knecht. Seperti dikatakan Barnes: “Bola basket adalah tim sport. Chaz mengingatkan kita bahwa pahlawan tak selalu yang paling bersinar, tapi yang paling siap memperjuangkan setiap kepemilikan.”