penngbc – Gunung Lewotobi kembali meletus pada hari ini, memicu hujan pasir yang menyelimuti Desa Hokeng Jaya di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Kejadian ini mengakibatkan dampak signifikan terhadap aktivitas masyarakat dan memicu kekhawatiran akan keselamatan warga di sekitarnya.
Letusan terjadi sekitar pukul 09.30 WITA, dengan material vulkanik yang dilontarkan mencapai ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut. Asap dan debu vulkanik yang dihasilkan menyebar ke arah utara, menutupi wilayah Hokeng Jaya dengan hujan pasir yang cukup lebat.
Berdasarkan laporan dari Badan Geologi, letusan ini adalah yang kedua kalinya dalam dua bulan terakhir, dengan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi yang menunjukkan tanda-tanda peningkatan. Sebelumnya, letusan serupa terjadi pada awal bulan lalu, dan pihak berwenang telah mengeluarkan peringatan untuk masyarakat agar selalu waspada.
Hujan pasir yang turun akibat letusan ini mengganggu aktivitas sehari-hari warga Desa Hokeng Jaya. Banyak warga terpaksa menutup jendela dan pintu rumah untuk menghindari masuknya debu vulkanik. Selain itu, sejumlah sekolah dan tempat usaha di desa tersebut dilaporkan terpaksa ditutup sementara demi keselamatan.
“Debu ini sangat mengganggu, kami harus menutup semua pintu dan jendela. Khawatir anak-anak kami terpapar,” ungkap seorang warga setempat, Maria, yang turut merasakan dampak langsung dari letusan tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat segera mengambil langkah-langkah untuk membantu warga yang terdampak. Mereka telah mengirimkan tim untuk memberikan informasi dan edukasi mengenai tindakan yang harus diambil dalam menghadapi hujan pasir dan potensi bahaya yang lebih besar dari aktivitas vulkanik.
Pihak Badan Geologi terus memantau aktivitas Gunung Lewotobi dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. Mereka juga memperingatkan bahwa letusan susulan bisa saja terjadi, mengingat gunung tersebut masih dalam fase aktif.
“Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak perlu, terutama bagi mereka yang memiliki masalah pernapasan,” ungkap Kepala BPBD Flores Timur, Ahmad Subandi, dalam konferensi pers.
Pihak berwenang juga telah menetapkan zona berbahaya di sekitar gunung dengan radius 5 kilometer, di mana masyarakat diimbau untuk tidak memasuki area tersebut. Tim evakuasi siaga 24 jam siap untuk membantu jika kondisi memburuk.
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi kini semakin menyadari pentingnya kewaspadaan terhadap aktivitas vulkanik. Banyak dari mereka yang telah mengantongi informasi mengenai cara menghadapi situasi darurat dan memiliki rencana evakuasi jika diperlukan.
“Sebelum ini, kami tidak terlalu memperhatikan aktivitas gunung. Tapi setelah dua letusan ini, kami jadi lebih waspada,” kata Budi, seorang petani di desa tersebut.
Letusan Gunung Lewotobi yang kembali terjadi menandakan bahwa masyarakat sekitar harus selalu siap menghadapi situasi darurat. Hujan pasir yang menyelimuti Desa Hokeng Jaya menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya keselamatan dan perhatian terhadap bencana alam. Pihak berwenang terus berupaya memberikan informasi dan bantuan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan, sementara masyarakat diharapkan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan diri dan keluarga.