penngbc – Pertandingan persahabatan antara tim nasional Prancis dan Israel yang berlangsung di Stade de France pada Rabu malam (13/11/2024) berlangsung dalam suasana yang sepi. Hanya sedikit penonton yang hadir di stadion yang biasanya dipenuhi oleh ribuan penggemar. Situasi ini dipicu oleh seruan boikot terhadap Israel yang muncul dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk aktivis sosial dan politik.
Seruan boikot terhadap Israel semakin menguat di Prancis menyusul ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Banyak pihak menilai bahwa mengadakan pertandingan dengan Israel di tengah situasi tersebut tidak sensitif dan dapat memicu protes. Berbagai organisasi mulai dari kelompok hak asasi manusia hingga komunitas olahraga menyerukan kepada masyarakat untuk tidak mendukung acara tersebut.
Dari kapasitas 81.000 tempat duduk yang tersedia di Stade de France, hanya sekitar 10.000 penonton yang hadir untuk menyaksikan laga tersebut. Hal ini menjadi perhatian khusus, mengingat pertandingan internasional biasanya menarik perhatian ribuan penggemar. Penurunan drastis jumlah penonton ini jelas mencerminkan dampak dari seruan boikot yang telah dilakukan oleh berbagai pihak.
Tim Prancis, yang dipimpin oleh pelatih Didier Deschamps, menyatakan bahwa mereka menghormati pandangan para penggemar dan masyarakat terkait isu ini. Meskipun pihak tim tidak secara resmi mendukung boikot, mereka mengakui bahwa situasi politik dapat mempengaruhi suasana pertandingan. Pemain-pemain Prancis terlihat serius dalam pertandingan, meski suasana di stadion terasa berbeda tanpa dukungan penuh dari penonton.
Di luar stadion, sejumlah demonstran terlihat menggelar aksi protes menentang kehadiran tim Israel. Mereka membawa spanduk dan bendera yang menyerukan solidaritas kepada rakyat Palestina. Aksi ini menambah ketegangan di sekitar acara tersebut, dengan pihak keamanan yang meningkatkan pengawasan untuk menghindari insiden yang tidak diinginkan.
Pertandingan antara Prancis dan Israel di Stade de France menjadi sorotan tidak hanya karena hasil pertandingan, tetapi juga karena dampak sosial dan politik yang menyertainya. Boikot yang dilakukan oleh sejumlah kalangan masyarakat menunjukkan bahwa olahraga tidak terlepas dari isu-isu global yang lebih besar. Dengan hanya sedikit penonton yang hadir, laga ini mengingatkan kita bahwa olahraga bisa menjadi platform untuk menyuarakan pendapat dan kepedulian terhadap isu-isu kemanusiaan.