penngbc.com

penngbc.com – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan temuan penting terkait kondisi ekonomi global setelah menghadiri pertemuan G20 dan IMF-World Bank Spring Meetings di Amerika Serikat. Pertemuan tersebut menghasilkan konsensus bahwa perekonomian dunia masih dihantui oleh risiko substansial.

Pertemuan Internasional dan Kondisi Ekonomi Global

Dalam kunjungan kerjanya, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa diskusi dalam pertemuan G20 dan IMF-World Bank telah didominasi oleh isu-isu yang berkaitan dengan kerentanan ekonomi global. Terdapat kecenderungan bahwa mood dan fokus pembuat kebijakan keuangan internasional saat ini terpusat pada risiko downside yang mengancam perkembangan ekonomi.

Proyeksi Pertumbuhan dan Risiko yang Diidentifikasi

Sri Mulyani menyampaikan bahwa prospek ekonomi global cenderung stagnan, dengan proyeksi pertumbuhan yang tetap lemah pada angka 3,2% untuk tahun 2024 dan 2025. Empat risiko utama yang diidentifikasi adalah:

  1. Eskalasi ketegangan geopolitik, khususnya di Timur Tengah.
  2. Kebijakan suku bunga ‘high for longer’ dari Federal Reserve AS yang menunda penurunan suku bunga.
  3. Gejolak pasar keuangan global yang menyebabkan aliran keluar modal dan depresiasi nilai tukar di pasar negara berkembang.
  4. Peningkatan beban utang yang diperberat oleh tingginya cost of borrowing dan depresiasi nilai tukar.

Implikasi Kebijakan Fed AS dan Pengaruhnya pada Pasar Global

Sri Mulyani menekankan bahwa kebijakan suku bunga yang tetap tinggi dari Federal Reserve telah menciptakan ketidakstabilan di pasar modal global, mendorong capital outflow dari banyak negara, dan berpengaruh pada penguatan dolar AS serta pelemahan mata uang negara lain.

Tantangan Fiskal Negara Berkembang

Situasi fiskal yang sulit di negara berkembang, terutama anggota G20, menjadi sorotan karena defisit dan rasio utang yang meningkat akibat pandemi dan kebijakan yang diambil. Dampaknya adalah peningkatan biaya pinjaman, yang menjadi perhatian serius para menteri keuangan dan gubernur bank sentral.

Pertemuan G20 dan IMF-World Bank Spring Meetings menggarisbawahi bahwa perekonomian global sedang menghadapi risiko yang besar, memerlukan navigasi yang hati-hati dan strategi mitigasi risiko yang kuat. Temuan Sri Mulyani mengindikasikan bahwa pemahaman dan persiapan terhadap potensi gejolak ekonomi mendatang menjadi sangat penting bagi pembuat kebijakan di seluruh dunia.