penngbc.com – Perjalanan Rafaelino Bryan, siswa dari SMAN 1 Kawangkoan, Minahasa, berubah menjadi sebuah kisah haru di DBL Camp 2024. Setelah terpisah selama dua tahun, perpisahan yang terasa berat bagi Bryan dan ibunya, Vivi Irene Mersie Worotitjan, berakhir dengan pertemuan yang penuh emosi di acara tersebut.
Latar Belakang Bryan dan Pemisahan Karena Pandemi
Rafaelino Bryan, yang lahir di Malang dan dibesarkan di Sidoarjo hingga tingkat SMP, terpaksa terpisah dari ibunya ketika pandemi COVID-19 melanda. Kondisi ekonomi keluarga yang terdampak memaksa ibunya berpindah ke Jakarta untuk mencari nafkah, sementara Bryan melanjutkan pendidikan SMA di Manado dan tinggal bersama kakek serta adiknya.
Perjuangan Bryan dan Mimpi yang Hampir Pudar
Bryan, yang memiliki impian bermain basket dan berlaga di DBL Arena, sempat merasa mimpi itu mustahil setelah perpindahannya dari Sidoarjo ke Kawangkoan. Namun, takdir memiliki rencana lain, dan melalui sekolahnya di SMAN 1 Kawangkoan, yang sempat vakum dari kegiatan basket, Bryan berhasil mewujudkan mimpinya untuk bermain di kompetisi DBL.
Seleksi dan Keberhasilan Bryan
Keberhasilannya terpilih sebagai First Team DBL Manado menjadi titik balik yang membuka jalan baginya untuk bergabung dengan DBL Camp 2024 di Jakarta, sebuah pencapaian yang tidak hanya membanggakan tetapi juga mempersatukan kembali Bryan dengan ibunya.
Doa dan Kekhawatiran Sang Ibu
Kabar tentang Bryan yang berhasil masuk DBL Camp 2024 menjangkau sang ibu, yang terus memantau dan berdoa untuk perjalanan putranya. Meskipun ada kekhawatiran karena penutupan bandara Sam Ratulangi akibat erupsi Gunung Ruang dan keterlambatan penerbangan, Vivi Irene tetap memberikan dukungan penuh kepada Bryan.
Kedatangan yang Dinanti dan Reuni Penuh Haru
Setelah penantian panjang dan penuh kekhawatiran, reuni antara Bryan dan ibunya terjadi. Kedatangan Bryan yang terlambat ke hotel tidak mengurangi momen bahagia saat mereka akhirnya bertemu. Pelukan hangat ibu menjadi penutup perjalanan panjang Bryan, yang sekarang berdiri di DBL Camp bukan hanya sebagai peserta tetapi sebagai anak yang telah membuat ibunya bangga.
Kisah Bryan dan pertemuan dengan ibunya di DBL Camp 2024 menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang, membuktikan bahwa upaya keras dan doa keluarga bisa mengatasi hambatan dan mempersatukan kembali orang-orang yang dicintai meskipun setelah terpisah oleh jarak dan waktu.